dampakmakan daging unggas bagi kadar kolesterol pakar kesehatan menyebut ada sebagian orang yang sengaja menghindari daging merah seperti daging sapi atau daging kambing dan memilih untuk makan daging unggas demi mencegah kolesterol. masalahnya adalah jika kita terlalu sering mengonsumsi daging unggas, risiko terkena kolesterol tinggi
- Daging dan unggas adalah sumber protein hewani yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Selain protein, makanan ini juga merupakan sumber zat besi dan vitamin B12 yang berperan penting untuk kesehatan. Meski daging tergolong pricey, tetapi sebanding dengan rasa dan kandungan gizi yang ditawarkannya. Sayangnya, daging dan unggas termasuk dalam makanan berisiko tinggi karena sering membawa patogen berbahaya seperti bakteri atau virus. Maka dari itu, tidak sedikit masyarakat yang mencucinya terlebih dahulu sampai bersih sebelum dimasak. Ada juga yang merendamnya dalam air garam, cuka, atau perasan lemon. Nah, sebenarnya aman tidak ya mencuci daging dan unggas sebelum dimasak? Daripada bingung, langsung cari tahu jawabannya di sini, yuk! Perlukah mencuci daging dan unggas sebelum dimasak? Mencuci daging artinya merendam daging dalam suatu larutan atau membilasnya di bawah air mengalir sebelum dibumbui, dimasak, atau dibekukan. Umumnya, kegiatan mencuci daging sering terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Banyak pasar tradisional dan ternak ayam potong menjual daging yang baru disembelih, bahkan membiarkan Anda memilih sendiri hewan mana yang ingin disembelih. Jadi, sebagian besar masyarakat sudah menganggap aktivitas mencuci daging atau unggas sebelum dimasak adalah hal yang biasa, untuk menghilangkan darah dan kontaminan fisik lainnya yang mungkin masuk selama proses penyembelihan. Sayangnya, pemikiran seperti ini kuranglah tepat. Seperti yang disampaikan oleh U. S. Department of Agriculture USDA bahwa tidak dianjurkan untuk mencuci daging atau unggas sebelum dimasak. Centers for Disease Control and Prevention CDC juga memperingatkan bahwa mencuci daging dengan air mengalir tidak akan menghilangkan patogen bawaan makanan. Ini alasannya! Memang, mencuci daging bisa menjadi cara yang berguna untuk menghilangkan bakteri seperti halnya Anda mencuci tangan sebelum makan. Bahkan, buah-buahan dan sayur-sayuran segar pun mungkin ada kotoran atau bakteri di permukaannya. Mencucinya dengan air bersih dan mengalir dapat membantu menghilangkan kotoran dan membuatnya siap untuk dimakan. Bakteri utama yang biasanya mengkontaminasi daging dan unggas adalah Campylobacter dan Salmonella. Faktanya, mencoba mencuci daging mentah dapat mengakibatkan bakteri tersebut menyebar ke seluruh permukaan peralatan masak Anda, berpindah ke tangan dan pakaian Anda, atau bersentuhan dengan makanan yang lain. Kontaminasi silang seperti ini mungkin tidak selalu terjadi. Namun, jika terjadi dapat menyebabkan bakteri masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit seperti keracunan makanan. Hal yang perlu diingat lagi bahwa sulit untuk menghilangkan beberapa jenis bakteri dari daging mentah, sekalipun Anda mencucinya berkali-kali. - Related Article - Bagaimana jika merendamnya dalam air garam? Sebagian masyarakat juga ada yang merendam daging atau unggas dalam air garam sebelum dimasak. Sebenarnya, ini adalah preferensi pribadi dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan keamanan pangan. Namun, jika Anda memang ingin melakukannya, maka penting untuk mencegah kontaminasi silang saat merendam dan mengeluarkan daging dari cairan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan Setelah selesai, buang air rendaman dengan hati-hati dan jangan digunakan lagi. Cuci wadah tempat Anda merendam daging sampai bersih. Bersihkan wastafel, baik bagian dalam maupun seluruh permukaan peralatan yang menyentuh bekas air rendaman. Penting! Simpan daging atau unggas di lemari es saat sedang direndam. Tips menyiapkan daging dan unggas sebelum dimasak USDA merekomendasikan tiga cara mudah untuk membantu mencegah penyakit saat menyiapkan daging atau unggas sebelum dimasak, yaitu Siapkan makanan yang tidak perlu dimasak atau langsung dimakan, seperti salad, lalapan, dan sejenisnya SEBELUM menyiapkan daging mentah. Bersihkan secara menyeluruh permukaan APAPUN yang berpotensi menyentuh atau terkontaminasi dengan daging mentah, termasuk tangan dan wastafel bagian dalam. Hancurkan bakteri penyebab penyakit dengan memasak daging dan unggas pada suhu internal, setidaknya 145°F untuk daging dan 160°F untuk ayam. Anda bisa menggunakan termometer makanan untuk memastikannya. Jika Anda memang ingin menghilangkan kulit, lemak, atau darah dari daging mentah, Anda bisa melakukannya di atas talenan yang bersih menggunakan pisau atau menepuk-nepuk daging mentah dengan handuk atau tisu bersih dan buang bekas tisu ke tempat sampah setelah selesai. Ingatlah untuk segera mencuci tangan dan membersihkan peralatan apapun yang telah Anda gunakan sampai bersih. Kesimpulan Aktivitas mencuci, membilas, ataupun merendam daging dan unggas dalam air asin, cuka, atau perasan lemon tidak disarankan, karena berisiko menyebabkan kontaminasi silang. Cara yang paling aman adalah cukup memasaknya pada suhu internal untuk membunuh semua kuman atau bakteri yang mungkin mengkontaminasi. Referensi USDA. 2020. Washing Food Does it Promote Food Safety? CDC. 2020. 10 Dangerous Food Safety Mistakes
- Penyebaran bakteri melalui kontaminasi silang menjadi salah satu hal yang harus diwaspadai ketika mengolah makanan. Kuman bisa berpindah lokasi dan menjadi sumber penyakit karena kebiasaan kita ketika silang adalah salah satu hal yang paling dikhawatirkan ketika mencuci daging sebelum dimasak. Istilah ini dipakai untuk merujuk perpindahan bakteri secara sporadis ini bahan pangan lain, peralatan memasak dan permukaan di dapur. Penelitian lembaga Food Safety and Inspection Service Amerika Serikat USDA membuktikan, bakteri dapat menyebar dengan mudah ketika permukaan tidak dibersihkan dan disanitasi secara efektif. Baca juga Kontaminasi Silang Sering Terjadi Pada Makanan, Begini Baiknya Hal ini dapat memicu masalah kesehatan termasuk penyakit bawaan makanan termasuk keracunan. Penyebabnya ialah bahan pangan yang terkontaminasi mikroorganisme hidup dan menyebabkan respon negatif dari mencegahnya, ada beberapa kebiasaan memasak yang harus mulai dilakukan. Misalnya membuang kemasan daging mentah sesegera mungkin dan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah daging. Sementara itu, Chef Devina Hermawan, dalam salah satu cuitannya di Twitter, menyarankan untuk memakai telenan dengan warna yang berbeda untuk tiap jenis makanan. Baca juga Daging Tak Perlu Dicuci Sebelum Dimasak, Apa Alasannya? Namun, USDA merekomendasikan tiga cara paling mudah untuk menekan penyebaran bakteri pada makanan ketika memasak yaitu Masak sayur sebelum daging Tahapan memasak juga penting untuk menjaga kualitas pangan dan kebersihannya. Untuk mengurangi pontensi kontaminasi silang, pastikan untuk mengolah sayur dan buah sebelum daging mentah. Salah satu studi observasi menyebutkan, 60% partisipannya yang mencuci daging mentah memiliki bakteri di wastafelnya. Sebanyak 14% diantaranya bahkan masih terkontaminasi bakteri meskipun sudah disterilkan.
Variandelta adalah penyebab lebih dari 80 persen kasus baru Covid-19 AS. Lifestyle Kuliner Jumat, 1 September 2017 - 0800 WIB – Banyak yang beranggapan bahwa mencuci daging kambing justru akan menimbulkan bau khas kambing atau bau prengus semakin tercium. Itulah mengapa banyak orang yang memilih untuk tidak mencuci daging tersebut sama sekali. Namun, ternyata tidak semua mengamini anggapan tersebut. Indra, pemilik Rumah Makan Nasi Ulam Ibu Yoyo, yang menyajikan menu olahan kambing di kedainya mengatakan bahwa daging kambing boleh dicuci atau terkena air. Tetapi mencucinya harus dalam air mengalir dan benar-benar dipastikan daging bersih dari kotoran yang menempel."Kalau mencucinya benar, tidak akan bau. Cucinya di bawah air mengalir," kata dia kepada belum lama ini. Kata dia, merendam bukan cara yang tepat untuk mencuci daging kambing karena kotoran pada permukaan daging tidak hilang. Setelah dicuci langsung tiriskan dan rebus agar tidak alot."Cucinya jangan direndam, saya langsung rebus setelah dicuci," ujar dia. Nah, mulai sekarang tak perlu khawatir bau prengus muncul jika daging kambing terkena air karena ternyata hal itu tidak sepenuhnya benar. Catat Mom, Trik Masak Sajian Buka Puasa dan Sahur Anti Ribet Bulan suci Ramadhan identik dengan sahur dan berbuka puasa, yang tentunya tidak lepas dari kegiatan menyiapkan berbagai masakan yang lezat dan bergizi setiap harinya 8 April 2022
Beberapaahli pangan serta chef kemudian membagikan tips tentang hal-hal yang pantang untuk dilakukan ketika memasak, seperti dilansir dari Eatthis pada Selasa. Baca juga: Cara memanggang roti pakai "rice cooker". Baca juga: Rekomendasi memasak hidangan ala chef berbahan bahan siap masak. 1. Jangan mencuci ayam atau daging unggas yang mentah.
Halodoc, Jakarta - Penyakit flu burung atau avian influenza merupakan suatu penyakit zoonosis, atau penyakit hewan yang dapat menular ke manusia. Penyebab utamanya adalah virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Gejala yang dialami biasanya demam di atas 38 celsius, batuk biasanya kering atau produktif dahak, sakit tenggorokan, nyeri otot, mual, muntah, diare, sakit kepala, nyeri sendi, lesu, sekresi hidung pilek, insomnia, dan infeksi mata. Unggas yang terinfeksi mungkin sangat sulit untuk disadari oleh mata manusia, karena burung tidak selalu tampak sakit akibat infeksi ini. Bahkan, beberapa masih tampak sehat. Manusia dapat tertular flu burung jika melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi atau kotoran burung. Ini artinya semua orang di usia dan jenis kelamin apa pun memiliki risiko terkena flu burung. Sejak kasus pertama pada manusia tahun 1997, H5N1 telah menewaskan hampir 60 persen dari orang-orang yang terinfeksi. Pencegahan Flu Burung Saat flu burung mewabah di Indonesia, pemerintah banyak melakukan upaya penanggulangan. Di antaranya adalah dengan mendistribusikan obat oseltamivir di setiap rumah sakit rujukan untuk flu burung, melakukan pelatihan kepada dokter dan perawat tentang pengobatan flu burung di rumah sakit, serta secara aktif melakukan survey dan mengambil sampel orang-orang yang berisiko tertular flu burung. Penyebaran virus flu burung memang sulit untuk dicegah. Terlepas dari hal itu, kita harus tetap melakukan hal-hal yang dapat memperkecil risiko penularannya dengan cara berikut Selalu menjaga kebersihan tangan. Menjaga kebersihan kandang jika memelihara unggas. Memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak dengan baik, dan tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan. Pasalnya, belum terjamin kesehatannya. Sebaiknya membeli daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar tradisional yang kebersihannya terjaga dengan baik. Daging siap makan akan meminimalisir risiko terkena flu burung, karena tidak perlu repot-repot memotong, mencabuti bulu, atau membersihkan isi perut unggas. Sebisa mungkin, sebaiknya hindari lapak unggas hidup di pasar yang kurang menerapkan kebersihan dengan baik. Menggunakan masker dan sarung tangan ketika berdekatan dengan unggas, termasuk tempat pemeliharaanya. Sebaiknya jarak antara tempat pemeliharaan unggas dengan pemukiman, minimal 25 meter. Mencuci tangga atau lebih baik mandi, setelah berdekatan atau memegang unggas. Jangan menyentuh secara langsung unggas yang sudah mati, kotoran maupun jeroannya. Jika membeli daging ayam, sebaiknya tanpa jeroan dan bagian sayap. Pada saat memasak daging ayam atau telurnya, hendaknya dipastikan panas api mencapai lebih dari 70 derajat celsius. Hingga saat ini belum ada vaksinasi spesifik untuk virus flu H5N1. Namun, kamu dapat melakukan vaksinasi flu tiap tahun untuk menurunkan risiko terjadinya mutasi virus. Jika perlu, sertakan juga vaksinasi pneumokokus untuk mencegah pneumonia, yang merupakan komplikasi dari flu burung. Pengobatan Flu Burung Apabila terjangkit flu burung, obat harus diberikan dalam waktu 48 jam setelah gejala pertama muncul untuk mendapatkan hasil terbaik. Karena ada beberapa jenis flu burung, perawatan juga bervariasi tergantung pada gejala yang kamu miliki. Obat-obat yang paling umum untuk flu burung diantaranya oseltamivir Tamiflu atau zanamivir relenza. Pasien harus berada di bawah pengamatan dokter selama perawatan. Kedua obat di atas digunakan untuk mengobati flu biasa dan sangat efektif jika penggunaanya tidak melebihi dari dua hari setelah gejala muncul. Obat ini dapat diberikan secepatnya setelah pasien dinyatakan positif terjangkit flu burung. Di samping itu, selain berguna untuk pengobatan, oseltamivir dan zanamivir juga dapat dikonsumsi sebagai obat pencegah flu burung. Terutama jika obat diberikan kepada para petugas medis yang menangani pasien penyakit ini dan kepada mereka yang aktivitas sehari-harinya berdekatan dengan unggas. Jika kamu merasa sudah melakukan cara pencegahan, tetapi gejala flu burung justru terasa, sebaiknya kamu segera melakukan diskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga. Baca juga Bahaya Konsumsi Daging Ayam yang Belum Matang Jauh dari Timur Tengah, Kenali Flu Unta yang Mengincar 4 Penyakit yang Bisa Ditularkan Lewat Udara
mAsvH7.